Selasa, 28 Desember 2010

5 Minutes : Tribute To Tear

Menit pertama, aku melihat menu yang sudah diberikan sang pelayan sebelumnya. Di hari yang dingin ini, aku pun bingung tidak tahu harus memesan apa. Kurasa secangkir teh earl grey hangat bisa menghangatkanku sejenak.

Menit kedua, aku pun memanggil pelayan. Pelayan itu datang dan kurasa dia sedang kerja sambilan di cafe ini. Hmm.. Dia sangat tinggi, rambutnya jabrik pirang dan sangat ganteng, harus kuakui. Senyumnya ramah dan mulutnya sangat manis dalam bertutur kata. Aku yakin cewek-cewek akan jatuh hati padanya. Sayangnya, dia bukan tipeku kurasa. "Satu earl grey hangat.", kataku sambil menutup buku menu. Pelayan itu pun berlalu. Cuaca yang begitu dingin. Apakah hari ini akan menjadi hari yang dingin bagiku juga?

Menit ketiga, aku merasa ada seseorang yang sedang iseng dan menjentikkan jari ke mejanya. Awalnya aku merasa biasa saja. Mungkin dia memang orang yang norak. Namun aku pun tak dapat menahan lagi. Kurasa orang ini pasti sangat norak karena tidak pernah memainkan jarinya ke meja. Aku pun memalingkan muka dan ternyata.... hariku tak sedingin cuaca yang sedang menghampiri. Aku melihat sesosok laki-laki dengan rambut merah agak oranye dengan poni kirinya yang menutup matanya. Matanya berwarna hijau seperti warna dedaunan. Matanya tajam sehingga kau akan terhanyut ke dalamnya. Rasanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dia mengenakan baju tangan panjang putih yang terbuat dari rajutan. Bajunya agak besar sehingga pundaknya kelihatan sedikit. Tangannya yang menopang dagunya akhirnya berubah posisi. Dia mematung melihatku. Astaga! Aku tidak menyangka ada orang seperti itu di dunia ini. "Ini pesanan Anda, nona." Si pelayan tiba-tiba berada di sebelahku dan menyajikan earl grey ku. Aku pun mengucapkan terima kasih dan membalikkan mukaku.

Menit keempat, Aduh! Bagaimana ini? Dia keren banget! Aku ingin sekali terus menatap wajahnya. Ah, jangan-jangan aku sedang bermimpi. Tidak mungkin ada cowok sekeren itu. Tapi masa iya? Rasanya hatiku tidak karuan. Aku mulai menggigit bibirku. Dan mulai penasaran setengah mati. Kalau menengok, aku bisa melihatnya, tapi gengsi juga. Kalau tidak, aku akan menyesal. Ah, tidak apa-apa, batin hatiku. Satu, dua, tiga! Aku pun menengok dan ternyata cowok itu kaget bukan main. Dia pun buru-buru meminum minumannya dan tiba-tiba dia mulai batuk. Aku pun kembali memalingkan muka dan tertawa. Dia lucu sekali. Ternyata semua itu bukan bohong. Aduh, aku ingin sekali berkenalan dengannya. Bagaimana ya?

Menit kelima, Aku pun termenung dan tidak tahu harus berbuat apa. Aku hanya bisa berharap dia datang dan mengajakku berkenalan. Oh Tuhan, kalau dia mengajakku berkenalan, dia berarti jodohku. Dan kau tahu apa yang terjadi? "Aku Luke", cowok itu mengulurkan tangannya. Aku hampir tidak percaya. Aku pun tersenyum lebar. Tidak masalah dia mau berpikir aku gila atau tidak. Tapi yang pasti aku sangat senang. Aku pun menyambut tangannya yang besar dan lembut itu. "Hai, aku Tear."

Jumat, 24 Desember 2010

5 Minutes : Tribute To Luke

Menit pertama,aku melihat dia mulai mengibaskan rambutnya yang panjang berwana abu-abu seperti celana yang ku pakai sekarang. Bisa dilihat rambutnya sangat halus dan lembut tanpa disentuh. Rambutnya lurus dan tebal sehingga orang-orang pasti ingin menyentuh dan memegangnya.

Menit kedua, dia mulai memanggil pelayan. Datanglah seorang pelayan berambut pirang berambut jabrik, bermata biru dan tinggi kira-kira 180 cm. Pakaiannya sangat rapi dan mulai berbicara dengan sang nona yang memanggilnya. Kurasa dia memiliki ketakutan dengan perempuan karena bisa dilihat dia menjaga jarak dari si pelanggan namun cara bicaranya dan bagaimana dia mengambil hati sang pelanggan, bisa diacungi jempol. Namun, aku tidak peduli dengan pemuda itu. Mataku hanya terhanyut pada sang gadis yang sedang memesan dan berbicara kepada si pelayan. Ketika dia menengok kepada si pelayan bisa kulihat rambut poni kanannya menutup matanya. Entah kenapa ada perasaan kesal di dalam hatiku karena tidak bisa melihat warna matanya. Kopiku mulai dingin karena pengaruh dari musim salju kurasa. Tetapi lagi-lagi, aku tidak peduli. Yang kupedulikan hanya gadis yang sedang memunggungiku sekarang.

Menit ketiga, aku semakin penasaran dengan wajahnya. aku ingin sekali memanggilnya tapi ada perasaan takut. Takut gadis itu marah dan mengira aku mungkin orang mesum dan alhasil aku mendapat tamparan. Aku mulai menjetikkan jariku di meja dengan suara agak keras. Berharap dia memalingkan mukanya dan yaikss!! Dia memalingkan muka kepadaku! Dengan tampang yang sedikit bingung, aku bisa melihat matanya berwarna biru seperti lautan dan matanya yang bulat. Warna kulitnya putih seperti lilin sampai-sampai rasanya sayang kalau disentuh takut akan merusaknya. Hidungnya mancung dan mulutnya kecil nan mungil. Rasanya sejenak aku terpaku dan tidak bisa memalingkan mataku dari wajahnya. Dia pun memalingkan mukanya ketika si pelayan datang untuk menanyakan beberapa hal mengenai pesanannya.

Menit keempat, rasanya jantungku mau copot. Jantungku berdetak tidak karuan. Aku mulai panik tak tahan akan kecantikannya yang luar biasa. Semua orang pasti mengingini gadis seperti itu. Aku mulai memutar otak dan mulai berpikir keras. Aku pun bimbang antara 2 pilihan untuk mengajaknya kenalan atau tidak. Aku takut tidak akan ada kesempatan seperti ini lagi. Tiba-tiba si gadis menengok lagi dengan tampang penasaran dan jeleknya dia melihatku yang kebingungan. Aku pun terkejut dan aku pun berpura-pura meminum kopiku. Aku pun baru sadar kopiku sudah dingin bak es. Dan tidak sengaja aku pun batuk-batuk. Si gadis pun tertawa melihat kelakuanku. Aku pun malu dan hanya menundukan kepala. Aku melirik dia sudah memalingkan mukanya kembali. Tawanya....Oh, Tuhan...Senangkah kau menyiksaku seperti ini?
Astaga aku yakin 99% napasku akan habis sebentar lagi.

Menit kelima, aku akhirnya bertekad tidak ingin kehilangan kesempatan ini. Aku pun berdiri dan menuju mejanya. Dia pun menengok mengetahui keberadaanku. Dari jarak sedekat ini.....dia kelihatan makin......cantik. Sebentar lagi aku pasti gila. "Aku Luke". Aku mengulurkan tanganku. Dia tersenyum mungkin tepatnya tertawa kecil. "Hai,aku Tear" Dia menyambut tanganku dan bisa dirasakan tangannya begitu halus. Kurasa aku harus bersyukur atas apa yang telah kualami hari ini.

Happy Christmas!!

Ga nyangka hari ini ude malam natal lagi. Rasanya ga brasa aja uda mulai di akhir tahun lagi. Bujed dah. Di tahun ini, gila..gw ude bisa ngebuktiin beberapa dan beberapa wish gw terkabul. Rasanya seneng banget. Walaupun gw tau banyak duka juga yg ude terjadi selama setahun ini. Dan ga nyangka bentar lagi gw ude mau UN. Maret, baby! Makin cepet aja masa-masa kelas 3 SMA gw. Skarang gw baru ngerasa bener kata orang klo masa SMA adalah masa yang paling menyenangkan!

Hari ini Rani ke rumah gw, bayangin aja ude brapa lama dia gak ke sini. Makin lucu aja tuh orang. Dan ga nyangka lagi dia juga demen Korea kayak gw...Yah, gw ude freak duluan sayangnya..heheheh Kita pun nonton God of Study yang keren abis iu. Ya iyalah, ada Yo Seung Ho secara..Hehe Gantengnya mengerikan...Hohoho...

Gw juga di highlight merah sebagai hadiah natal dari bokap 'n nyokap gw...wkwkwkwk asik"... coba bisa kayak gini terus ampe sekolah, pasti makin banyak yg ga nyangka klo gw anak yang bisa dapet rangking.wkwkwkwk...

Malam natal ini juga ingetin ama oma gw yg udah meninggal. Kalo dia masih hidup, ini akan menjadi hari ulang tahunnya. Dan opa gw meninggal di hari dia ulang tahun oma gw. Rasanya romantis banget...Jodoh kali ya...

Hari ini juga gw dapet gambar Fabre n Tear banyak banget...Inikah keindahan natal...? Amazing banget...
Gw berharap gw bisa merayakan natal di Korea, beh mimpi gw banget tuh... Barangkali gw lagi makan ramen sambil melihat salju, dan tenyata lewat lha Gi Kwang di depan etalase toko. Terus Gi Kwang sadar ada yg ngliatin dan gw kira dia bakal kabur liat muka (setan kali gw) namun dia ternyata memberikan senyuman terindahnya. Salju yang begitu dingin gak gw hiraukan karena telah menjadi sesuatu yang begitu hangat...

Buset mimpi gw kayanya lebay banget yah..tapi gw yakin pasti akan terkabul. Gw akan berusaha ke Korea. Kalau masalah Gi Kwang.......yah hanya Tuhan yang tahu..heheheh
Happy Christmas everyone!!