Jumat, 06 Juli 2012

Trip to RSCM

Kalai dibilang sebuah "wisata" sebenernya gak pantes juga. Gw ke RSCM dalam rangka tugas jurnalistik gw dengan temen" yang tim RSCM pastinya untuk mencari informasi mengenai kriminalitas yang terjadi di Jakarta. Tentu saja untuk mengetahui tingkat kriminalitas, kita harus mengetahui jumlah korban entah itu yang teraniaya atau bahkan meninggal. Jadi, kalau mendapat tugas ke RSCM, tentu saja harus menuju kamar jenazah. Yap, kamar jenazah saudara-saudara. Kami semua berangkat dari area Newton deket kampus dan akhirnya mulai menuju "tanah terjanji" kami. Well, awalnya gw masih biasa aja, tetapi ketika sampai di sana, hati gw mulai deg"an. Jujur aja gw ga siap mental buat lihat mayat. Tentus saja mayat yang berada di RSCM bukanlah mayat biasa. Senior gw waktu itu lagi ngeliput dan ternyata secara tiba-tiba masuklah korban kecelakaan kereta api. Tubuhnya habis terlindas kereta api. Alhasil, dia gak bisa makan setelah meliput.

Gw, Gemmy dan Dita coba mencari kamar jenazah karena Bernard, dkk udah ke RSCM sebelumnya namun ditolak karena surat untuk izin tidak diterima pihak rumah sakit. Setelah berjalan-jalan akhirnya gw menemukan kamar jenazah. Cycil juga minta bantuan kita bertiga buat cari mobil jenazah, jadi bisa liput kalo ada korban yang datang. Setelah berkeliling, gw akhirnya sadar kita bertiga mulai dicurigai orang sekitar. Yah, wajar aja tiga mahasiswi dengan baju layaknya seorang mahasiswa dan tiba-tiba berdiri di dekat kamar jenazah otomatis cari informasi buat tugas. Kita bertiga akhirnya memutuskan buat kembali ke CFC, di mana anak-anak yang lain ngumpul. Gw pun cerita sama Bernard dan kita bertiga gak bisa ke sana karena udah ketahuan sama orang-orang di sekitar sana. Kita bertiga sebelumnya gak sempet masuk ke dalam karena keadaan masih sepi. Baru jam 7 dan kita sudah di sana. Jadi, belum ada apa-apa. Grup berikutnya Felin, dkk. ketahuan satpam dan akhirnya diusir. Akhirnya, tinggal Bernard, dkk. yang tersisa dan mencoba untuk berakting.

Setelah sekian lama, akhirnya mereka datang dan Nike menangis. Yap, mereka melihatnya. Katanya waktu mereka datang, kebetulan juga ada jenazah yang datang dan tentu saja mereka ditegur petugas. Bernard bilang mencoba mencari temannya yang kecelakaan dan si petugas percaya. Yang mereka kaget adalah ketika si petugas membuka kain putih untuk menutup jenazah dengan mudahnya. Nike dan Cecil langsung menangis karena melihat jenazah tersebut dalam keadaan yang mulai membusuk. Katanya bisa dilihat kulitnya sudah menjadi biru dan untungnya jenazah yang mereka lihat masih dalam keadaan utuh.

Setelah RSCM selesai, kami akhirnya menuju ke kantor polisi dan mencoba untuk mencari informasi. Gw dapet bagian kantor polisi deket Lapangan Banteng yang mengurusi mengenai masalah kecelakaan. Namun, karena kita juga butuh yang kriminalitas akhirnya polisi di sana memberi tahu kita untuk menuju kantor polisi di sawah besar. Giliran grup lain yang bertanya dan ternyata mereka mendapatkan foto otopsi korban yaitu seorang tukang ojek yang dibunuh dan katanya lehernya putus. Jadi, alhasil walaupun gw gak melihat mayat tetapi foto tersebut mampu membuat gw gak bisa tidur sehari.

Tapi, dari liputan tersebut gw belajar banyak dan ternyata kriminalitas itu ada dan kejam. Menyedihkan memang, tapi itulah faktanya.

Tidak ada komentar: