Kamis, 18 Agustus 2011

5 Minutes : Tribute To Guy

Menit pertama, Di hari yang panas aku memasuki perpustakaan yang ada di sudut kota. Aku sudah muak dengan perempuan yang selalu ingin mendekatiku. Tapi aku tahu kalau di masa depan aku tidak mungkin menikahi kaum adam. Apa mungkin iya? Tidak! Ini menakutkan, tapi aku harus bisa menemukan sesosok perempuan setelah keluar dari perpustakaan ini. Si penjaga toko dengan rambut panjang berwarna coklat yang diikat di belakang dan memakai kacamata itu memberikan kartu pinjamku. Dia juga memberiku hadiah es krim karena aku telah lama menjadi pelanggan setianya. Lumayan lah dimakan di hari yang panas ini.

Menit kedua, Katalog Pria dan Wanita, yah ini dia. Hmm, buku apa ini? Aku mengambilnya dan disitu tertulis "100 kiat menaklukkan wanita". Ini dia! Liat saja kaum hawa kalian pasti jatuh ke tanganku. Aku pasti bisa mengatasi phobia ini! Semangat! Oke, page one, "Tindakan untuk menaklukkan wanita adalah bersikap cool " Masa sih? Aku tidak percaya. Mana ada cewek yang datang kalau begini caranya. Eh, rasanya ada seseorang di sebelahku. Aku pun menengok dan mendapati sesosok perempuan sedang bingung melihat buku-buku di rak. Rambutnya pendek sebahu berwarna pirang kecoklatan dan berombak. Bando putih menjadi perpaduan yang pas dengan baju terusannya yang berwarna sama. Matanya hijau tenang, kulitnya putih bersinar layaknya orang Asia pada umumnya. Hidungnya mancung dan kau bisa merasakan auranya yang berbeda. Dia seperti penyihir yang akan membuatmu mematung hanya dengan melihatnya. Ya, itulah dia.

Menit ketiga, Astaga! Dia menengok. Aku pun langsung memalingkan muka, menenangkan hatiku. Wajahku panas, aku bisa merasakannya. Aku kembali menatap buku sambil menjilat es krimku. Menenangkan pikiranku. Aku melirik sedikit, dia sepertinya terburu-buru mengambil salah satu buku di rak. Aku bisa melihat bukunya terbalik. Kenapa ya? Aneh. Tunggu. Inilah saatnya untuk mempraktekkan apa yang dikatakan buku ini. Aku pun tersenyum bahagia dan langsung memberanikan diri mengambil buku di rak sebelah perempuan itu persis tanpa melihat dirinya. Aku sengaja menyentuh belakangnya. Kau tahu apa yang terjadi? Dia kaget dan terjatuh. Ia kehilangan keseimbangannya. Aku mulai berpura-pura cool dan merasa tidak ada yang terjadi. Tapi, aku bisa mendengar dia menangis.

Menit keempat, Aku melihatnya duduk dan menyembunyikan wajahnya. Tidak, ini salah! "Kau tidak apa-apa?", tanyaku cemas. Tanpa sadar aku telah memegang tangannya. Dia mulai mengangkat wajahnya. Aku bisa melihat semuanya dengan jelas. Kecantikannya luar biasa, masih terlihat sedikit air mata di matanya. Wajahnya memerah seperti apel membuat hatiku tidak karuan. Aku bisa melihat kakinya seperti kesakitan. Aku pun menyentuh kakinya dan memijitnya sedikit. Aneh, dia tidak marah. Namun, aku lebih aneh lagi karena tidak merasa takut untuk menyentuhnya.

Menit kelima, Aku membantunya berdiri. "Terima kasih", dia mengucapkan dengan malu-malu. "Aku Natalia. Kau?" Wah, aku tidak menyangka dia yang akan menanyakan namaku duluan. "Guy" Dia menatapku terus. Sial, aku tidak bisa memalingkan wajah entah kenapa. Wajahku mulai panas. "Kau aneh dan menyebalkan yah" Huh? "Apa mak...sud..mu?" Aneh, kenapa dia tersenyum. Bagaimana ini aku tak bisa lagi lepas darinya. Sekali ini saja, aku berharap Tuhan mau membantuku untuk bisa melihat senyumannya selamanya.

Tidak ada komentar: